Jumat, 13 Juni 2014

[ Kajian ] Jangan jadi Pemimpin yang Out of Contect deh... [kompilasi]

http://rudicahyo.com/wp-content/uploads/2013/11/Profesi-Guru.jpg
@All,

Ane ndak menggurui loh ya [karena ane bukan guru], ndak mencela juga [karena ane bukan politisi]...cuman buat kritik pembangunan aja koq [sesuai header situs ini].

Hanya uneg-uneg dari seorang blogger jemuran dan rakyat pinggiran [bukan basa-basi, tapi apa adanya].

Mari ane cuplikkan kisah-kisah yang menarik sebagai berikut:


Kisah 1,

Kisah ini hanya terjadi di Republik Dagelan [semoga kisah ini ndak terjadi kedepannya].

Alkisah, disana pernah lahir seorang pemimpin yang dianggap 'kurang relevan' [maksudna apa nih?], berikut nih kisahnya...

1. Pemimpin itu ternyata ndak bisa mengukur kapasitas dirinya [sudah pantaskah jadi pemimpin? atau terlalu cepatkah?]

2. Ndak mandiri juga [masih bergantung pada orang lain [baca: kelompok atau negara lain]]

3. Ambisius dan oportunis lagi [untuk memperkaya diri dan kelompoknya/gila hormat]

4. Senangnya bernostalgia ke masa lalu [bukannya bicara konteks kekinian]

5. Klo ngegosip kagak mo kalah [daripada mencari solusi]

6. Sukanya mendompleng popularitas [kemasan bagus tapi ro ono isinya]

7. Senang berjanji dan bicara bombastis [tapi ndak ditepati dan ndak ada hasilnya]

8. Senang bicara OOT [bicara sedikit tapi dianggap bener/ngeles.com]

9. Senangnya menjual aset umum [istilahna bukan B2B, tapi B2P a.k.a P2B /Politic to Business]

Kesimpulannya, jangan terulang kembali.


Kisah 2,

* Thalut: seorang raja yang dijanjikan *

Thalut adalah seorang yang bertubuh tinggi, tegap, alim, dan sangat cerdas. Dia tinggal dan bekerja dengan ayahnya di ladang kepunyaan mereka.

Ketika ia ditemui nabinya bahwa dia telah terpilih sebagai raja yang bertugas untuk mengurus kaumnya, menyatukannya dibawah satu bendera dan melindunginya dari musuh2nya, Thalut sangat terkejut dengan tanggungjawab berat tersebut. Thalutpun memprotes sang Nabi bahwa dia hanyalah rakyat kecil, tidak memiliki pengetahuan tentang kepemimpinan dan tidak memiliki kekayaan. Namun sang nabi meyakinkannya bahwa Tuhan telah memilihnya.

Kemudian Thalutpun didatangkan kepada kaumnya, kaum itu bertanya: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?"

Kemudian nabi mereka menjawab bahwa Thalut telah dianugrahi ilmu yang luas dan tubuh yang kuat.

Pelajaran yang dapat dipetik, seorang calon pemimpin ternyata ndak hanya diperhitungkan dari pengalamannya ajah, tapi juga dari mentalitas atau bakat leadership/kenegarawanan, keyakinan yang teguh, dan juga wawasan yang dimilikinya.  


Demikianlah Sang Satria Piningit akan muncul, yaitu seorang nabi akan menyertainya dan ciri-ciri fisiknya mirip dengan raja Thalut diatas.


Kisah 3,

Ada seorang penyembah batu di suatu masa. Setelah beliau berubah menyembah Tuhan Yang Maha Esa, maka dia kelak menjadi khalifah/raja kedua di masanya. Dia adalah Umar bin Khatab.

Manfaat yang bisa diambil, jika seorang sudah bertobat atau sudah berubah, bahkan sukses, maka ndak ada alasan lagi mengungkit-ungkit masa lalunya sebagai seorang pemimpin.


Yapz...ane tidak sedang BC atau mengkultuskan seseorang [karena nih cuman sekedar kompilasi isu selama ini, sesuai judul]. Tapi siapapun ente, jika nanti terpilih menjadi pemimpin, berjanjilah pada Tuhan Yang Maha Esa bahwa ente tidak akan membuat negeri ini menjadi rusak gara-gara ente [klo perlu sumpah pocong,,,,ngoahehe]

Seperti kata om Iwan [Fals] yang pernah bersyair: "...Bicaralah yang lantang, jangan hanya diam..."

So, aku rapopo... [mosok?]

Tidak ada komentar:

XHTML: Anda dapat menggunakan tag-tag ini (untuk menambahkan link dst): a href="",b,strong,del,i,strike

Posting Komentar

You may also like

Baca juga

You may also like

LinkWithin