Minggu, 24 Agustus 2014

[ Teori ] Antara Optimisme dan Pesimisme, apa ukurannya?

centrovista image2 {TM}
P.S.K.I ~ Blessing in disguise
* studying version *

Kerapkali para motivator menuturkan kalo kita harus selalu optimis dalam situasi apapun, karena rasa optimis akan membangun energi positif yg dapat meningkatkan kemampuan dan menangkal ketidakberdayaan.

Cuman segala sesuatu memang ada ukurannya (batasannya). Misal baik-buruk, besar-kecil, mudah-sulit, halal-haram dst, sehingga kita lebih realistis.

Nah menurut ane, ukuran/bukti optimisme adalah adanya usaha, peluang/kesempatan dan hasil. Faktor hasil berhubungan dengan visi-misi & target. Target terdiri dari target jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang, lokal dan global. 

Target jangka panjang berkaitan dengan visi & misi. Misi-visi berkaitan dengan niat. Niat baik akan menghasilkan hasil akhir yang baik meski target/misi belum tercapai, karena niat baik berhubungan dengan ketulusan. Dalam ketulusan/keikhlasan ada ketenangan, karena ndak ada chaos, kontradiksi, kontroversi & kontraproduktif. Ketulusan yang hakiki hanya terjadi kalo ada konektivitas dengan 'Tuhan Yang Maha Benar'.

Nah gitu aja 'ceramahnya' bro. Any questions? .....xixixi

NB: 
~ Tidak hanya koalisi yang diminta untuk tidak mengganggu, pemerintah juga jangan mengganggu donk ~ Pengamat


* Bonus:
- Kutipan "10 Tips Berkomunikasi di saat yang sulit"

Kemampuan berkomunikasi yang efektif adalah salah satu aspek esensial dari kualitas kepemimipinan. Seorang pemimpin yang baik tidak hanya berperan sebagai penghubung, tetapi juga dapat memberikan pernyataan visi yang mampu menginspirasi orang lain. Pemimpin harus berikap terbuka & jujur tentang apa yang mereka lakukan & pikirkan.

Memimpin orang lain bukanlah pekerjaan mudah. Di masa krisis, tantangan bagi para pemimpin justru jauh lebih besar & sulit. Komunikasi yang efektif dibangun atas dasar kepercayaan, visi, harapan, harga diri & keyakinan.

- Tips membedakan situs/media pembela HAM itu kredibel atau tidak

Ukuran komprehensifnya adalah berita2nya yang membela segala bentuk penindasan/pelanggaran secara obyektif, baik itu thd individu/kelompok/negara, minoritas & mayoritas. Kalo masih dipilih2 beritanya, media tsb tidak direkomendasikan sebagai referensi.   

Sabtu, 23 Agustus 2014

Sadarlah kawan, Majelis Kalkulator itu bukanlah Majelis Keadilan!

lord of the ring image

Majelis Kebenaran? No Way... * saya tidak dibayar cukup untuk itu, wkwkwk *
"Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat." (Qs. 33:11)

Orang sering bilang, mencari orang pinter/pengadil itu gampang, yang susah itu mencari keadilan..

Suatu ungkapan klise yang mungkin umum kita dengar. Ada benarnya juga sih. Kalo waktunya pendek, skup nasional bukan regional lagi, pengumpulan dan persiapan buktinya juga sebentar, ya wajarlah kalo datanya tidak akurat. Akhirnyapun akan ditolak!

Sebenarnya, esensi keadilan bukanlah masalah waktu atau personel semata.

Contoh (bukti):

- Kalo ada macan memangsa rusa, apakah itu adil menurut kelompok si rusa?
- Kalo ada landak memangsa semut, apakah itu juga adil menurut si semut?
- Kalo ada nyamuk atau bahkan semut terinjak mati oleh kaki kita satu jam lalu dan kita mungkin bahkan tidak menyadarinya, apakah itu juga disebut keadilan bagi hewan2 tsb?

Keadilan itu sebenarnya terletak pada sistem/metode. Jika sistemnya adil, maka keadilan akan bisa ditegakkan. Apakah sudah ada contoh (buktinya)?

Ya sudah ada bro. Tengok saja jaman Umar bin Abdul Aziz di awal2 abad pertengahan, yang membawahi berbagai komunitas yang majemuk/plural.

Ini sudah terbukti dan bukan lips service atau gimmick marketing....

Contoh keadilan yang lain, yaitu keadilan yang akurat (tepat isyarat dan syarat) misalnya dalam kisah nabi Sulaiman as sbb:
"Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu,maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat);" (Qs. 21:78-79)

Atau kisah bayi yang 'ter/di-tukar':
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. beliau bersabda: Ketika dua orang wanita sedang bersama anak mereka, tiba-tiba datanglah seekor serigala membawa anak salah seorang dari mereka. Lalu wanita yang satu berkata kepada yang lain: Yang dibawa lari serigala itu adalah anakmu. Yang lain mengatakan: Tidak, anakmulah yang dibawa. Lalu mereka berdua meminta keputusan kepada Nabi Dawud as., lalu ia memutuskan untuk wanita yang lebih tua. Kemudian keluarlah keduanya menghadap Sulaiman bin Dawud as. dan menceritakan perkara itu kepadanya. Sulaiman berkata: Ambilkanlah pisau, aku akan membelahnya untuk kalian berdua. Maka berkatalah wanita yang lebih muda: Semoga Allah tidak merahmatimu (janganlah dia dipotong), ia adalah anaknya! Maka Sulaiman memutuskan untuk yang lebih muda. (Shahih Muslim No.3245)

Ane jadi teringat, ada suatu ucapan menarik dari Pak Tua Gandalf, dalam episode The Fellowship of The Ring dari trilogi kisah Lord of The Ring, dimana do'i berkata kurang lebih sbb:
"Ini bukanlah masalah siapa yang mati atau yang tidak, atau yang terbunuh atau yang tidak terbunuh, karena kita tidak bisa mencegah itu, tapi apa yang kita (dapat) perbuat.."

Jadi apa yang terjadi belakangan ini sebenarnya hanya sebuah ujian bagi yang pro dan kontra, yang 'kalah' atau yang 'menang'...
"Demikianlah, apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang gugur pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka." (Qs. 47:4)

"Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah)." (HR. Ath-Thabrani)

"Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertobat dan tidak (pula) mengambil pengajaran?" (Qs. 9:126)

Toh secara singkat, hidup ini sebenarnya hanya ada dua pilihan, berkubang dalam kesenangan terus-menerus tanpa akhir dan tidak jelas tujuannya,,,,atau,,,,berkorban (tidak mengambil banyak) sebagai modal untuk kehidupan akhir (yang pasti kita temui)?
Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barang siapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." (Qs. 2:249)

So, ndak perlu takut, anarkis/gelap mata atau pesimistis... ;)


* Bonus:
- Obat Kuat (hati)

"Jihad akan terus berlangsung semenjak Allah mengutusku sampai pada saat yang terakhir dari umat ini memerangi Dajjal, tidak dapat dirubah oleh kezaliman seorang zalim atau keadilan seorang yang adil;" (HR. Abu Dawud)

"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada orang yang dapat menyesatkannya dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tiada orang yang dapat memberikan hidayah padanya." (HR. Bukhari Muslim)

Dajjal itu perkara kecil bagi Allah

Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah ra., ia berkata:
Tidak ada seorang yang bertanya kepada Nabi saw. tentang Dajjal lebih banyak dari apa yang aku tanyakan. Beliau bersabda: Kenapa kamu bersusah-payah menanyakan hal itu? Sesungguhnya ia tidak akan membahayakan kamu. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, mereka mengatakan bahwa Dajjal itu membawa makanan dan sungai? Beliau menjawab: Perkaranya lebih ringan di hadapan Allah dari itu. (Shahih Muslim No.5231)


- Tips membedakan sebuah situs/media agama 'Islami' itu kredibel atau tidak

Jika porsinya beritanya berimbang dan cukup representatif, misal ada kolom konsultasi, tausiah, artikel, kisah, opini, maka situs tersebut layak direkomendasikan (totally Islamic), tetapi jika isinya berisi ayat2 perang melulu, atau sebaliknya lebih dominan kutipan ayat2 kasih sayang belaka, bahkan contact person tidak menggunakan nomer telepon operator nasional/pemerintah dan tidak mau kopdar untuk testify, maka media tsb tidak direkomendasikan sbg referensi.

You may also like

Baca juga

You may also like

LinkWithin