Sabtu, 20 Mei 2017

[ Kaidah ] Menolak bahaya lebih utama daripada memperoleh keuntungan

Fitnah lebih kejam dari pembunuhan?

Mari kita kaji bersama, #mode pemula on
"Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada sunnahku pada saat umatku berselisih, seperti memegang bara api." (HR. Abu Bakar Kalabadzi dan Dliya' Muqaddasi)

Mungkin salah satu unsur yang banyak dilupakan orang adalah metode atau asas dalam agama Islam ini. Dalil pendukungnya ada beberapa, misal:
(At-Taghābun):16 - Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu.

(Al-Ĥashr):7 - Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.

Dari dalil diatas dapat dimaknai bahwa mengerjakan suatu amal kebaikan/aktifitas dapat dilakukan sesuai kadar kemampuan masing2 orang, akan tetapi menjauhi yang dilarang adalah mutlak bagi semua orang.
('Ali `Imrān):130 - Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.

"Aku berkata kepada Abu Bisyr, 'Beri tahu kepadaku amalan-amalan orang sebelum kita.' Dia berkata, 'Mereka sedikit beramal tetapi mendapatkan pahala yang banyak.' Aku berkata, 'Mengapa bisa demikian?' Dia berkata, 'Karena selamatnya hati mereka.'" (Sufyan bin Dinar)

Persoalannya adalah tidak setiap orang tahu atau bisa membedakan mana yang harus dikerjakan (lebih dahulu) dan mana yang terlarang. Akhirnya banyak terjadi kegaduhan karena salah prioritas dan tidak runut dalam berpikir. Seperti kata tokoh berikut:
"Kita semua hidup dalam asumsi-asumsi..." (Itachi Uchiha, Shippuden The Movie)

Sebenarnya kita tidak perlu berasumsi/berlogika tidak karuan ngawur tak jelas (apalagi dalam urusan akidah/agama), cukup apa yang diberitakan oleh Rasulullah,
...Para sahabat bertanya: "Siapa yang satu itu, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Apa-apa yang aku diatasnya dan para sahabatku." (HR. Tirmidzi)

"Hendaklah kamu sekalian menjauhi perbuatan-perbuatan yang dibuat-buat oleh manusia, karena setiap perbuatan yang dibuat-buat adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat" (HR. Ahmad, dari Irbadh bin Sariyah ra)

“Apabila kalian telah berjual beli dengan cara ‘inah (salah satu jenis riba), mengikuti ekor sapi (sibuk dengan peternakan- pent.) dan ridho dengan pertanian serta meninggalkan jihad niscaya Allah akan menimpakan kepada kalian kerendahan (kehinaan). Allah tidak akan mencabutnya dari kalian sampai kalian kembali kepada agama kalian.” (HR. Abu Dawud, dari Abdullah ibnu Umar radhiyallahu'anhu. Dinyatakan SHAHIH oleh Syaikh Al-Albani)

Lalu seperti apa prioritas yang harus diambil (dilakukan)? Menjauhi yang dilarang/merusak adalah pondasi pertama sebelum mengerjakan sesuatu. Jika mengacu pada ayat diatas, posisi atau porsi iman/akidah adalah sebagai nomor/prioritas pertama.
(Ar-Rūm):41 - Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,...

"Hampir saja berbagai umat menyerang kalian seperti makanan dari tempat sajiannya." (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Seorang muslim atau seorang beragama tidak boleh dirusak atau terusik keyakinannya. Keyakinan disini yang dimaksud adalah keyakinan yang lurus (orisinil) dan tidak menyimpang. Jika sesuatu hal telah dinyatakan haram maka harus dihindari meski dengan demikian ia akan kehilangan suatu manfaat darinya.
"Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: 'Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya...'" (Al-Baqarah:219)

"Amal yang terdapat dalam seluruh jenis syari'ah semuanya adalah amanah. Amanah merupakan sesuatu yang tersembunyi, tidak diketahui manusia (abstrak, red.). Maka, yang paling tersembunyi lebih patut untuk dipelihara." (Abu Bakr Ibnul Arabi, Ahkamul Qur'an, XIV:253)

Namun berdasar ayat diatas pula, keimanan dan ketakwaan juga ditentukan oleh kondisi/konteks jiwa & raga (sesuai kesanggupan secara alamiah). Misal, seseorang akan mati jika tidak makan saat itu juga (madharat haqiqiyyah). Maka memakan bangkai binatangpun dimaklumi/diijinkan secukupnya, selama madharat yang didapat tidak melebihi kemungkinan madharat lain berupa kematiannya).
(Al-'An`ām):145 - ...Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Sekarang bagaimana kaitannya dengan persoalan kontemporer semisal adanya tuduhan anti ini dan anti itu. Bahaya mana yang seharusnya pertama2 ditolak? Yang harus ditolak adalah adanya potensi anarkisme/radikalisme karena perbedaan pendapat/konsep sekaligus potensi liberalisme/komunisme dan turunannya karena aktifitas yang dilakukan tidak sesuai dengan dasar atau pedoman negara (yang katanya negeri Pancasilais ini).
(An-Naĥl):125 - Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Musyawarah (Ash-Shūraá):15 - Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya-lah kembali (kita)".

(At-Tawbah):6 - Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.

Seorang pejuang muslim tidak boleh tergesa2 dan bertahap dalam melakukan sesuatu. Dia harus mengetahui dan menyesuaikan dengan kondisi dan kadar umat terkini, sehingga tidak akan memetik kegagalan perjuangan. Sebagaimana yang dikatakan oleh seorang ulama berikut:
"Oleh karena itu, saya berkeyakinan bahwa jihad akbar dewasa ini adalah kewajiban jutaan anggota partai untuk sekedar melahirkan puluhan ulama Islam di tengah mereka, sehingga orang (umat Islam, red.) yang jutaan ini kelak mendapat bimbingan untuk mengenal agama mereka dan mendidik mereka dengan ajaran Islam." (Syaikh Albani)

(An-Naĥl):127-128 - Bersabarlah dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.

Wallahu a'lam.

Now, what's your opinion?


* Bonus:
- Doa Anti Fitnah dari orang fasik (tafsir)

Rabbanaa laa taj'alnaa fitnatan lilladziina kafaruu waighfir lanaa rabbanaa innaka anta al'aziizu alhakiimu
(Al-Mumtaĥanah):5 - "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".

Rabbanaa laa taj'alnaa fitnatan lilqawmi alzhzhaalimiina wanajjinaa birahmatika mina alqawmi alkaafiriina
(Yūnus):85-86 - Lalu mereka berkata: "Kepada Allahlah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang'zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir".


- Inilah Anti Aging Murah Meriah supaya Awet Muda, 18 Manfaat Sari Kurma, Tak Hanya Demam Berdarah. Apa Kata Ulama?, 10 manfaat Air Zam-Zam Bagi Kehidupan, ternyata...

1 komentar:

  1. (Al-Mā'idah):49 - dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.

    (Al-Mā'idah):50 - Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?

    BalasHapus
XHTML: Anda dapat menggunakan tag-tag ini (untuk menambahkan link dst): a href="",b,strong,del,i,strike

You may also like

Baca juga

You may also like

LinkWithin