Kamis, 11 Februari 2016

[ Selingan ] Apa sih kriteria Umat terbaik itu? Apa kaitannya dengan Suksesi Kepemimpinan?

http://senibudayasmktap.blogspot.co.id/2013/07/sejarah-perkembangan-seni-rupa.html
Ahlan wa sahlan. Kaifal haaluka, #mode pakar on

Seringkali kita, pemimpin kita atau para khatib kita di mimbar2 menyampaikan kalimat  penutup seperti "Semoga", "Inshaallah", bahkan disertai frase kalimat "baldatun thoyyibah",  "jayalah" dst, tetapi sayangnya seperti hambar, seperti tanpa ruh, karena tidak dijelaskan  bagaimana metodenya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. #dan bisa saja kita para jamaah  yang hadir, hanya mengangguk2 saja, entah ngerti, entah ngantuk hihi...

Okelah, mari kita belajar sama2 (karena ane juga baru pemula koq & baru sadar juga :-)  tentang topik yang dimaksud. #huff
('Āli `Imrān):110 - Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh  kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.

Jadi, menurut ayat diatas, ada 2 cara/syarat supaya umat manusia (Islam) menjadi umat  terbaik, yaitu melakukan amar ma'ruf nahi mungkar yang disertai iman kepada Allah.

Pengertian Al Ma'ruf adalah sesuatu yang diketahui, termasuk nilai2 kebaikan/kearifan lokal  yang tidak menyelisih kitabullah.

(Al-'Isrā'):36 - Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan  tentangnya.

"Siapa saja yang melakukan amal perbuatan, yang tidak sesuai dengan tuntunan kami, maka  perbuatan itu akan tertolak." (HR. Muslim)

Karena itu untuk mengetahui apa saja yang termasuk Al Ma'ruf itu, mau tak mau emang kita  harus belajar. #wew

"Ketahuilah bahwa kewajiban pertama bagi seorang mukallaf (orang dewasa) adalah berpikir  dan mencari dalil untuk makrifat kepada Allah...Hal ini merupakan suatu kewajiban  dalam bidang ushuluddin." (Imam Syafii)

"Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fikihnya jika  dia mampu beribadah kepada Allah (dengan benar) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga  (takabur) dengan pendapat (logika tanpa ilmu) nya sendiri." (HR. Thabrani)

"Merenung satu jam itu (tentang ayat-ayat Allah) lebih baik daripada shalat sepanjang  malam." (HR. Abu Nu'aim)

Sementara An Nahu berarti mencegah. Keterangan atau caranya misalnya:

"Tidaklah satu kaum yang di dalamnya dikerjakan satu perbuatan maksiat, dimana mereka yang  tidak mengerjakan kemaksiatan itu lebih kuat dan lebih banyak daripada yang mengerjakannya,  namun mereka tidak mengubah kemaksiatan tersebut, niscaya Allah akan menimpakan hukuman  adzab pada mereka semua." (HR. Ahmad)

"Sesungguhnya Allah ridha terhadap tiga perkara dan membenci tiga perkara. Dia rela apabila  kalian menyembah-Nya, berpegang teguh pada tali-Nya dan menasihati para pemimpin. Dan Allah  membenci pembicaraan sia-sia, menghambur-hamburkan harta dan banyak bertanya." (Al Hadis)

Dan yang terakhir yaitu Al Iman yang berarti pengakuan sbb:

(Al-Baqarah):208 - Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan,

Selanjutnya, bagaimana sih memahami suksesi kepemimpinan itu? Dan bagaimana melakukannya?

BTW & IMHO, pemerintah sekarang terkesan jalan ditempat, yaitu baru pada taraf melakukan  rutinitas, yaitu mengerjakan apa yang bisa dikerjakan (tambal sulam) & bukan apa yang  seharusnya dikerjakan, karena terbelenggu oleh kepentingan politik (termasuk mempertahankan  menteri yang tidak produktif),  visi mempertahankan kekuasaan, dan praktek balas budi  (bancakan bagi2) kepada para pendukungnya saat kampanye. Energipun banyak terkuras disana &  pelaksanaan pembangunan demi kesejahteraan masyarakat menjadi tidak fokus & terabaikan.  #misalnya pembangunan infrastruktur transportasi cepat didahulukan, sementara persoalan  ancaman PHK & kekurangan pangan (termasuk budidaya) dikesampingkan, sooo...emang negara ini  milik moyang siapa sih?

Karena itu, metode pemerintahan yang seharusnya (dan bukannya tidak) dikerjakan adalah sbb:

(Al-Mā'idah):104 - Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan  Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati  bapak-bapak kami mengerjakannya".

(Al-Ĥujurāt):1 - Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya

Kalau tidak demikian, seperti yang pernah dikatakan oleh Prof. Arbi Sanit, yaitu akan  terjadi kekacauan berpikir, yaitu A jadi B, B jadi A seperti yang disebutkan dalam riwayat  berikut:

"Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu, diatas mimbar mereka memberi  petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila telah turun mimbar mereka melakukan tipu  daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk dari bangkai." (HR. Thabrani)

"Namun, jika Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum maka DIA menjadikan pemimpin  mereka orang-orang yang berakhlaq rendah. Dijadikan-Nya orang-orang dungu yang menangani  hukum dan peradilan, dan harta berada ditangan orang-orang kikir." (HR. Dailami)

Jika ungkapan "There is no free lunch" ini benar adanya, maka menjadi pemimpin itu bukannya  tanpa konsekuensi. Karena itu kedepannya, harus lebih baik & antisipatif.

"Yang aku takuti terhadap umatku ialah pemimpin-pemimpin yang menyesatkan." (HR. Abu Dawud)

"Barangsiapa yang mengangkat seseorang (pemimpin) untuk mengurusi perkara kaum Muslimin  sementara dia mendapati ada seseorang yang lebih layak daripada orang yang diangkatnya,  maka dia telah berkhianat pada Allah SWT dan Rasul-Nya." (HR. Ahmad)

Dari sahabat Jabir ra, Rasulullah juga menegaskan bahwa mereka yang memilih pemimpin dengan  pamrih duniawi maka Allah tidak akan menyapa orang-orang seperti ini di akhirat nanti.

"Keadilan seorang pemimpin walaupun sesaat jauh lebih baik daripada tujuh puluh tahun,"  (HR. Thabrani)

"Tidaklah ada seorang pun yang memimpin sepuluh orang, kecuali ia didatangkan dengannya  pada hari kiamat dalam keadaan tangannya terbelenggu di lehernya. Entah keadilannya akan  membebaskannya ataukah justru kemaksiatannya (kedhalimannya) akan melemparkanya (ke  neraka)." (HR. Al Bazzaar)

"Wahai Kaâb bin Ujrah! Semoga Allah melindungimu dari kepemimpinan orang- orang pandir.  (Yaitu) Para pemimpin yang muncul setelahku dimana mereka tidak mengambil petunjuk dengan  petunjukku dan mengambil sunnah dengan sunnahku." (HR. Tirmidzi)

Semoga bermanfaat.


Referensi:
http://ahklaqulkarimah.blogspot.co.id/2012/02/kewajiban-menuntut-ilmu.html
https://id-id.facebook.com/notes/iman-wahyudi/peringatan-alloh-dan-rasul-nya-bagi-para-pemi mpin-dan-yang-dipimpin-mas-iman/10151942126033420/



* Bonus:
- Salah satu kiat/tips menghadapi/menjalani MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)
#pilihlah yang halalan ath thoyyibah


(An-Nisā'):144 - Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir  menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang  nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?

(At-Tawbah):23 - Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan  saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan  dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang  zalim.

('Āli `Imrān):149 - Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir  itu (yang berhubungan dengan akidah/prinsip), niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang  (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi.

- Muhasabah

"Celakalah orang-orang yang mendengarkan nasihat-nasihat, tetapi tidak mengerjakannya." (Al  Hadis)

"Pada malam aku diisro'kan aku menjumpai beberapa orang yang mulutnya dipotong dengan alat  pemotong dari api...Siapakah mereka itu? jawabnya (Jibril): Itulah umatmu yang jadi  tukang-tukang pidato yang bisa mengatakan tetapi tidak menjalankan."

”Pemimpin mana saja yang menipu rakyatnya, maka tempatnya di neraka”. (HR. Ahmad)

2 komentar:

  1. Hadis tambahan:

    "Pemimpin di angkat untuk menegakkan agama Allah," kata Umar bin Khattab.

    ”Akan ada nanti para pemimpin yang fasiq lagi jahat. Barangsiapa yang membenarkan kedustaan mereka dan menolong kedhalimannya (atas rakyatnya), maka ia bukan termasuk golonganku dan aku bukan termasuk golongannya. Ia tidak akan sampai pada Al-Haudl (telaga)." (HR. Tirmidzi)

    "Orang yang paling menyesal di hari kiamat adalah seseorang yang mendapat kesempatan untuk mencari ilmu (agama) ketika hidup di dunia tetapi ia tidak mau mencarinya, ..." (HR. Ibnu As-Sakir dari Anas r.a)

    BalasHapus
  2. Al Maidah [5:55-56]

    Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah423 itulah yang pasti menang.

    BalasHapus
XHTML: Anda dapat menggunakan tag-tag ini (untuk menambahkan link dst): a href="",b,strong,del,i,strike

You may also like

Baca juga

You may also like

LinkWithin