Ahlan wa sahlan. Kaifal haaluka, #mode pakar on
Seringkali kita, pemimpin kita atau para khatib kita di mimbar2 menyampaikan kalimat penutup seperti "Semoga", "Inshaallah", bahkan disertai frase kalimat "baldatun thoyyibah", "jayalah" dst, tetapi sayangnya seperti hambar, seperti tanpa ruh, karena tidak dijelaskan bagaimana metodenya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. #dan bisa saja kita para jamaah yang hadir, hanya mengangguk2 saja, entah ngerti, entah ngantuk hihi...
Okelah, mari kita belajar sama2 (karena ane juga baru pemula koq & baru sadar juga :-) tentang topik yang dimaksud. #huff
Jadi, menurut ayat diatas, ada 2 cara/syarat supaya umat manusia (Islam) menjadi umat terbaik, yaitu melakukan amar ma'ruf nahi mungkar yang disertai iman kepada Allah.
Pengertian Al Ma'ruf adalah sesuatu yang diketahui, termasuk nilai2 kebaikan/kearifan lokal yang tidak menyelisih kitabullah.
Karena itu untuk mengetahui apa saja yang termasuk Al Ma'ruf itu, mau tak mau emang kita harus belajar. #wew
Sementara An Nahu berarti mencegah. Keterangan atau caranya misalnya:
Dan yang terakhir yaitu Al Iman yang berarti pengakuan sbb:
Selanjutnya, bagaimana sih memahami suksesi kepemimpinan itu? Dan bagaimana melakukannya?
BTW & IMHO, pemerintah sekarang terkesan jalan ditempat, yaitu baru pada taraf melakukan rutinitas, yaitu mengerjakan apa yang bisa dikerjakan (tambal sulam) & bukan apa yang seharusnya dikerjakan, karena terbelenggu oleh kepentingan politik (termasuk mempertahankan menteri yang tidak produktif), visi mempertahankan kekuasaan, dan praktek balas budi (bancakan bagi2) kepada para pendukungnya saat kampanye. Energipun banyak terkuras disana & pelaksanaan pembangunan demi kesejahteraan masyarakat menjadi tidak fokus & terabaikan. #misalnya pembangunan infrastruktur transportasi cepat didahulukan, sementara persoalan ancaman PHK & kekurangan pangan (termasuk budidaya) dikesampingkan, sooo...emang negara ini milik moyang siapa sih?
Karena itu, metode pemerintahan yang seharusnya (dan bukannya tidak) dikerjakan adalah sbb:
Kalau tidak demikian, seperti yang pernah dikatakan oleh Prof. Arbi Sanit, yaitu akan terjadi kekacauan berpikir, yaitu A jadi B, B jadi A seperti yang disebutkan dalam riwayat berikut:
Jika ungkapan "There is no free lunch" ini benar adanya, maka menjadi pemimpin itu bukannya tanpa konsekuensi. Karena itu kedepannya, harus lebih baik & antisipatif.
Semoga bermanfaat.
Referensi:
http://ahklaqulkarimah.blogspot.co.id/2012/02/kewajiban-menuntut-ilmu.html
https://id-id.facebook.com/notes/iman-wahyudi/peringatan-alloh-dan-rasul-nya-bagi-para-pemi mpin-dan-yang-dipimpin-mas-iman/10151942126033420/
* Bonus:
Seringkali kita, pemimpin kita atau para khatib kita di mimbar2 menyampaikan kalimat penutup seperti "Semoga", "Inshaallah", bahkan disertai frase kalimat "baldatun thoyyibah", "jayalah" dst, tetapi sayangnya seperti hambar, seperti tanpa ruh, karena tidak dijelaskan bagaimana metodenya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. #dan bisa saja kita para jamaah yang hadir, hanya mengangguk2 saja, entah ngerti, entah ngantuk hihi...
Okelah, mari kita belajar sama2 (karena ane juga baru pemula koq & baru sadar juga :-) tentang topik yang dimaksud. #huff
('Āli `Imrān):110 - Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Jadi, menurut ayat diatas, ada 2 cara/syarat supaya umat manusia (Islam) menjadi umat terbaik, yaitu melakukan amar ma'ruf nahi mungkar yang disertai iman kepada Allah.
Pengertian Al Ma'ruf adalah sesuatu yang diketahui, termasuk nilai2 kebaikan/kearifan lokal yang tidak menyelisih kitabullah.
(Al-'Isrā'):36 - Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
"Siapa saja yang melakukan amal perbuatan, yang tidak sesuai dengan tuntunan kami, maka perbuatan itu akan tertolak." (HR. Muslim)
Karena itu untuk mengetahui apa saja yang termasuk Al Ma'ruf itu, mau tak mau emang kita harus belajar. #wew
"Ketahuilah bahwa kewajiban pertama bagi seorang mukallaf (orang dewasa) adalah berpikir dan mencari dalil untuk makrifat kepada Allah...Hal ini merupakan suatu kewajiban dalam bidang ushuluddin." (Imam Syafii)
"Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fikihnya jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan benar) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (takabur) dengan pendapat (logika tanpa ilmu) nya sendiri." (HR. Thabrani)
"Merenung satu jam itu (tentang ayat-ayat Allah) lebih baik daripada shalat sepanjang malam." (HR. Abu Nu'aim)
Sementara An Nahu berarti mencegah. Keterangan atau caranya misalnya:
"Tidaklah satu kaum yang di dalamnya dikerjakan satu perbuatan maksiat, dimana mereka yang tidak mengerjakan kemaksiatan itu lebih kuat dan lebih banyak daripada yang mengerjakannya, namun mereka tidak mengubah kemaksiatan tersebut, niscaya Allah akan menimpakan hukuman adzab pada mereka semua." (HR. Ahmad)
"Sesungguhnya Allah ridha terhadap tiga perkara dan membenci tiga perkara. Dia rela apabila kalian menyembah-Nya, berpegang teguh pada tali-Nya dan menasihati para pemimpin. Dan Allah membenci pembicaraan sia-sia, menghambur-hamburkan harta dan banyak bertanya." (Al Hadis)
Dan yang terakhir yaitu Al Iman yang berarti pengakuan sbb:
(Al-Baqarah):208 - Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan,
Selanjutnya, bagaimana sih memahami suksesi kepemimpinan itu? Dan bagaimana melakukannya?
BTW & IMHO, pemerintah sekarang terkesan jalan ditempat, yaitu baru pada taraf melakukan rutinitas, yaitu mengerjakan apa yang bisa dikerjakan (tambal sulam) & bukan apa yang seharusnya dikerjakan, karena terbelenggu oleh kepentingan politik (termasuk mempertahankan menteri yang tidak produktif), visi mempertahankan kekuasaan, dan praktek balas budi (bancakan bagi2) kepada para pendukungnya saat kampanye. Energipun banyak terkuras disana & pelaksanaan pembangunan demi kesejahteraan masyarakat menjadi tidak fokus & terabaikan. #misalnya pembangunan infrastruktur transportasi cepat didahulukan, sementara persoalan ancaman PHK & kekurangan pangan (termasuk budidaya) dikesampingkan, sooo...emang negara ini milik moyang siapa sih?
Karena itu, metode pemerintahan yang seharusnya (dan bukannya tidak) dikerjakan adalah sbb:
(Al-Mā'idah):104 - Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya".
(Al-Ĥujurāt):1 - Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya
Kalau tidak demikian, seperti yang pernah dikatakan oleh Prof. Arbi Sanit, yaitu akan terjadi kekacauan berpikir, yaitu A jadi B, B jadi A seperti yang disebutkan dalam riwayat berikut:
"Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu, diatas mimbar mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila telah turun mimbar mereka melakukan tipu daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk dari bangkai." (HR. Thabrani)
"Namun, jika Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum maka DIA menjadikan pemimpin mereka orang-orang yang berakhlaq rendah. Dijadikan-Nya orang-orang dungu yang menangani hukum dan peradilan, dan harta berada ditangan orang-orang kikir." (HR. Dailami)
Jika ungkapan "There is no free lunch" ini benar adanya, maka menjadi pemimpin itu bukannya tanpa konsekuensi. Karena itu kedepannya, harus lebih baik & antisipatif.
"Yang aku takuti terhadap umatku ialah pemimpin-pemimpin yang menyesatkan." (HR. Abu Dawud)
"Barangsiapa yang mengangkat seseorang (pemimpin) untuk mengurusi perkara kaum Muslimin sementara dia mendapati ada seseorang yang lebih layak daripada orang yang diangkatnya, maka dia telah berkhianat pada Allah SWT dan Rasul-Nya." (HR. Ahmad)
Dari sahabat Jabir ra, Rasulullah juga menegaskan bahwa mereka yang memilih pemimpin dengan pamrih duniawi maka Allah tidak akan menyapa orang-orang seperti ini di akhirat nanti.
"Keadilan seorang pemimpin walaupun sesaat jauh lebih baik daripada tujuh puluh tahun," (HR. Thabrani)
"Tidaklah ada seorang pun yang memimpin sepuluh orang, kecuali ia didatangkan dengannya pada hari kiamat dalam keadaan tangannya terbelenggu di lehernya. Entah keadilannya akan membebaskannya ataukah justru kemaksiatannya (kedhalimannya) akan melemparkanya (ke neraka)." (HR. Al Bazzaar)
"Wahai Kaâb bin Ujrah! Semoga Allah melindungimu dari kepemimpinan orang- orang pandir. (Yaitu) Para pemimpin yang muncul setelahku dimana mereka tidak mengambil petunjuk dengan petunjukku dan mengambil sunnah dengan sunnahku." (HR. Tirmidzi)
Semoga bermanfaat.
Referensi:
http://ahklaqulkarimah.blogspot.co.id/2012/02/kewajiban-menuntut-ilmu.html
https://id-id.facebook.com/notes/iman-wahyudi/peringatan-alloh-dan-rasul-nya-bagi-para-pemi mpin-dan-yang-dipimpin-mas-iman/10151942126033420/
* Bonus:
- Salah satu kiat/tips menghadapi/menjalani MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)
#pilihlah yang halalan ath thoyyibah
(An-Nisā'):144 - Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?
(At-Tawbah):23 - Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
('Āli `Imrān):149 - Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu (yang berhubungan dengan akidah/prinsip), niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi.
- Muhasabah
"Celakalah orang-orang yang mendengarkan nasihat-nasihat, tetapi tidak mengerjakannya." (Al Hadis)
"Pada malam aku diisro'kan aku menjumpai beberapa orang yang mulutnya dipotong dengan alat pemotong dari api...Siapakah mereka itu? jawabnya (Jibril): Itulah umatmu yang jadi tukang-tukang pidato yang bisa mengatakan tetapi tidak menjalankan."
”Pemimpin mana saja yang menipu rakyatnya, maka tempatnya di neraka”. (HR. Ahmad)
Hadis tambahan:
BalasHapus"Pemimpin di angkat untuk menegakkan agama Allah," kata Umar bin Khattab.
”Akan ada nanti para pemimpin yang fasiq lagi jahat. Barangsiapa yang membenarkan kedustaan mereka dan menolong kedhalimannya (atas rakyatnya), maka ia bukan termasuk golonganku dan aku bukan termasuk golongannya. Ia tidak akan sampai pada Al-Haudl (telaga)." (HR. Tirmidzi)
"Orang yang paling menyesal di hari kiamat adalah seseorang yang mendapat kesempatan untuk mencari ilmu (agama) ketika hidup di dunia tetapi ia tidak mau mencarinya, ..." (HR. Ibnu As-Sakir dari Anas r.a)
Al Maidah [5:55-56]
BalasHapusSesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah423 itulah yang pasti menang.